Petani di Jombang

JOMBANG – Di balik hamparan lahan pertanian yang tampak subur dan hijau, para petani tomat di Kabupaten Jombang kini tengah dihantui kerugian besar. Harga tomat yang merosot tajam hingga di bawah Rp1.000 per kilogram membuat para petani hanya bisa pasrah menghadapi keterpurukan ekonomi yang berulang setiap tahun. Salah satu yang merasakan pahitnya situasi ini adalah Khusnul Yakin (44), petani asal Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro.

Saat ditemui di lahan garapannya, Khusnul menunjukkan tumpukan tomat yang dibiarkan membusuk di kebun karena tak lagi bernilai jual. “Seharusnya bisa panen penuh, tapi karena harga jelek, saya panen separo saja sekitar 360 kilogram. Sisanya dibiarkan di kebun,” keluhnya, Minggu (12/10/2025).

Ia mengaku telah mengeluarkan modal hingga Rp12 juta untuk biaya tanam dan perawatan 3.000 batang tomat. Namun hasil panen yang seharusnya bisa mencapai 6 ton kini justru jauh dari harapan. Modal tak kembali, kerugian hingga 50 persen tak bisa dihindari. “Kalau sudah musim seperti ini, harga pasti jatuh. Banyak petani jadi malas merawat tanaman karena percuma, hasilnya tidak bisa menutup biaya produksi,” ujarnya.

Kondisi ini bukan persoalan baru. Setiap tahun, harga tomat anjlok pada periode September–Oktober akibat pasokan yang melimpah di pasaran. Tanpa regulasi harga dan intervensi pemerintah yang memadai, petani terus menjadi korban permainan pasar. “Kerugian ini terjadi terus setiap tahun. Kami butuh solusi, bukan hanya sekadar bantuan sementara,” tegas Khusnul.

Pemerintah Kabupaten Jombang diketahui sempat membeli sebagian hasil panen petani dengan harga Rp2.500 per kilogram. Namun jumlahnya terbatas dan belum mampu menjadi solusi jangka panjang. Khusnul berharap pemerintah memasukkan tomat sebagai bagian dari komoditas cadangan pangan nasional agar harga tetap stabil. “Setidaknya ada jaminan saat harga jatuh agar petani tetap bisa bertahan,” ujarnya.

Kisah Khusnul mewakili jeritan petani lain yang menggantungkan hidup pada hasil bumi. Ironis, ketika petani menjadi pilar ketahanan pangan, mereka justru paling rentan menghadapi ketidakpastian pasar.

BeransurMedia #PetaniJombang #HargaTomatAnjlok #KrisisPetani #NasibPetani #JombangHariIni #EkonomiRakyat #PertanianIndonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *