Ahli Gizi Dr. Tan Shot Yen Kritik Program MBG: Dari Keamanan Pangan hingga Menu Ultra Proses

Beransur, Jakarta, 25 September 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak Januari 2025 menuai sorotan tajam dari ahli gizi, dr. Tan Shot Yen. Ia menilai implementasi program ini masih jauh dari sempurna, mulai dari aspek teknis hingga substansi gizi yang disajikan.

Menurut Dr. Tan, pelaksanaan MBG terlalu terburu-buru tanpa uji coba menyeluruh. Banyak dapur dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dapat beroperasi tanpa pelatihan dasar yang memadai. “Ini berisiko besar, apalagi jika menyangkut distribusi makanan untuk jutaan anak,” ujarnya.

Kasus keracunan massal yang terjadi di sejumlah daerah memperkuat kekhawatiran terkait lemahnya penerapan prinsip keamanan pangan. Padahal, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menetapkan pedoman 5 kunci pangan aman. “Pertanyaannya, apakah semua ini benar-benar dijalankan di lapangan?” tegas Dr. Tan.

Ia juga menyoroti pilihan menu MBG yang kerap menampilkan ultra processed food (UPF) seperti burger atau makanan instan. Menurutnya, sajian semacam itu justru menjauhkan anak-anak dari kearifan lokal. “Seharusnya minimal 80 persen bahan makanan berasal dari pangan lokal yang jelas gizinya,” tambahnya.

Selain soal menu, Dr. Tan menilai banyak makanan tidak sesuai dengan selera anak di daerah sehingga berujung pada pemborosan. Pemerintah didesak agar lebih memahami karakteristik lokal dan memprioritaskan distribusi MBG di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Kritik lain berkaitan dengan transparansi pendanaan serta minimnya literasi gizi di sekolah. Dr. Tan menekankan, program ini seharusnya bukan hanya memberi makan, tetapi juga mendidik anak tentang pola makan sehat.

Tanggapan Pemerintah Soal Keracunan Program MBG

“Kalau tidak ada evaluasi serius, program MBG hanya jadi proyek seremonial tanpa dampak jangka panjang,” punkasnya

#beransur #gizi #MBG #kritik #evaluasi #program #makan #sehat #indonesia #food